Teknik Aplikasi lnokulum Cendawan Untuk Bioassay

Bioassay adalah suspensi jamur yang diaplikasikan pada hama untuk mengetahui toksisitasnya. Macam- macam teknik aplikasi:
Kontak tubuh
Mekanisme penetrasi dimulai dengan pertumbuhan spora pada kutikula, selanjutnya hifa jamur mengeluarkan enzim kitinase, lipase dan protease yang mampu mempengaruhi komponen penyusun kutikula serangga. Dalam perkembangannya menyebabkan terjadinya kenaikan pH darah, penggumpalan darah dan tertahannya peredaran darah. Disamping itu jamur ini juga menyebabkan kerusakan jaringan, seperti: saluran pencernaan, otot tubuh, system urat syaraf dan system
pernafasan. Kerusakan tersebut akhirnya menyebabkan kematian pada serangga.
Penyemprotan
Mekanisme Spicaria sp. Masuk kedalam tubuh serangga tidak melalui saluran makanan tetapi langsung masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit atau integument, setelah konidium jamur masuk ke dalam tubuh serangga, jamur akan berkecambah melalui pembentukan hifa dalam jaringan epikutikula, epidermis, hemokoel serta jaringan lainnya. Pada akhirnya semua jaringan dipenuhi oleh miselium dan penampakan luar tubuh serangga diselimuti oleh hifa yang berwarna putih kekuningan selanjutnya serangga mati.

Syarat teknik aplikasi:

  1. Jamur pada substrat viable
  2. Surfaktan


Bioassay Jamur Spicaria sp. / Beauveria bassiana dengan

Wereng/ Heloplzeltis sp secara Penyemprotan

Alat- alat yang diperlukan:

  • Gelas ukur
  • Timbangan
  • Cawan timbang
  • Sprayer
  • Beaker gelas

Bahan- bahan yang diperlukan:

  • Inokulum Spicaria sp., Beauveria bassiana
  • Akuades
  • Deterjen
  • Wereng

Cara kerja:

  1. Buat larutan inokulum spicaria sp. , Beaveria bassiana dengan konsentrasi 50 g/ l, dengan cara menimbang inokulum spicaria sp., Beauveria bassiana sebanyak 50 g kemudian tambahkan akuades sebanyak 1 liter
  2. Remas- remas larutan tersebut hingga jamur terpisah dari media, diamkan selama 1 jam hingga mengendap.
  3. Tuang larutan cair ke dalam botol sprayer tambah deterjen 1%, atur noszel hingga semprotan berkabut dan aplikasikan ke tanaman padi untuk membunuh hama wereng/ Helopheltis sp

Pengamatan:

Uji toksisitas dengan persentase Mortalitas 
Mortalitas dilakukan dengan cara menghitung Helopheltis spp. Yang mati setelah diaplikasikan jamur Beuvaria bassiana dan spicaria sp. Dari berbagai media perbanyakan dilakukan setiap hari selama satu minggu.

Kecepatan kematian Helopheltis spp. 
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kecepatan mortaliatas serangga Helopheltis spp. Setelah diaplikasikan dengan jamur Beauveria bassicma dan spicaria sp. Dengan menggunakan rumus:
V = (T1N1+ T2N2 + T3N3 + ... + TnNn)/N
Keterangan:
V = Kecepatan mortalitas
T = Waktu pengamatan
N = Jumlah serangga yang mati
n = Jumlah serangga yang diujikan
LD 50 dengan melakukan uji probit

Persentase Efikasi
Pengamatan dilakukan dengan membandingkan jumlah populasi hama sebelum dan sesudah diaplikasikan dengan jamur Beauveria bassiana dan spicaria sp. yaitu dengan cara menghitung hama yang mati. Cara membedakan hama yang hidup dan yang mati dengan melihat aktivitas kehidupannya, misalnya: jika masih aktif maka dia masih hidup, sedangkan jika tidak bergerak maka hama mati dengan ditandai tubuh hama Helophelris spp. Berubah warna menjadi putih dan beku karena terselimuti hifa jamur Beauveria bassiana dan spicaria sp. Data hasil percobaan dianalisis dengan menggunakan uji efikasi dengan rumus Henderson Hilton.
Efikasi = 1 - ((Ta/Ca)x(Cb/Tb)) x 100 %
Keterangan:
Tb : Jumlah Helopheltis spp. yang hidup dalam toples perlakuan sebelum diaplikasikan
Ta : Jumlah Helopheltis spp. yang hidup dalam toples perlakuan sesudah aplikasi pada hari ke- 4
Cb : Jumlah Helopheltis spp. yang hidup dalam toples kontrol sebelum aplikasi
Ca : Jumlah Helopheltis spp. hidup dalam toples kontrol sesudah aplikasi pada hari ke- 4

Bioassay Jamur Metharrizium Sp. dengan larva instar II

Kumbang Badak secara Penyemprotan

Metode yang sama dengan bioassay diatas, namun yang disiapkan adalah inokulum Metharrizium sp untuk menyemprot larva instar III kumbang badak yang diletakkan secara terpisah karena bersifat kanibal.
Pengamatan dilakukan terhadap larva kumbang badak yang diselimuti jamur berwarna hijau dan tubuhnya kaku karena terjadi mumifiaksi.
Dari data yang diperoleh maka dihitung mortalitas, kecepatan kematian dan efikasinya. Sedang untuk kualitas inokulunnya maka diamati julah spora, Viabilitas dan kadar airnya.

Komentar