Bertanam di Pekarangan Rumah


Model bertanam vertikultur dapat memanfaatkan paralon yang dibuat sedemikian rupa seperti dilubangi, batu bata merah, hebel, terpal, ataupun bahan dengan model lain menyesuaikan kebutuhan dan ketersediaan tempat bertanam. Dalam hal ini, akan membahas bertanam vertikultur dinding dengan model pemanfaatan hebel.



Pemanfaatan hebel sebagai model vertikultur dinding disarankan ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari karena model ini tidak bisa sengaja dipindah sebagai upaya memberikan kebutuhan sinar matahari untuk proses fotosintesis tanaman, tidak seperti vertikultur dengan pemanfaatan paralon yang dilubangi (model paralon bisa ditempatkan dimana saja), sehingga tanaman yang ditanam dengan model tersebut akan tumbuh maksimal sesuai keinginan. Karena apabila ditempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari, pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan menemui permasalahan, seperti tidak mendapatkan sinar matahari sebagai salah satu aspek proses fotosintesis tentunya, kemudian menyebabkan bagian-bagian vegetatif maupun proses generatif tanaman tidak akan maksimal.

Pembuatan model bertanam vertikultur dinding ini juga disarankan menggunakan plastic sebagai alas yang menempel di dinding sebelum dilakukan penyusunan hebel secara vertical. Upaya tersebut meminimalisir terjadinya kerusakan tembok, seperti menjadi lembab hingga kemudian rusak karena rutinnya dilakukan penyiraman yang otomatis mengenai dinding yang digunakan sebagai tempat menempel hebel vertikultur. Penyusunan hebel “Vertikultur Dinding” yakni hebel paling bawah tidak dipasang atau disusun menempel dinding, seperti pada gambar

Hal tersebut bertujuan agar supaya saat disusun ke atas (baru menempel ke dinding) hebel tidak rata tetapi agak mirik, sehingga tanaman akan aman tertopang oleh hebel tersebut seperti pada gambar berikut

Jenis tanaman yang bisa ditanam dengan model ini adalah selada keriting hijau maupun merah, pakcoy, tanaman edible flower, bawang merah, strawberry, dan sayuran lainnya yang tentunya ditanam dengan tujuan mencukupi kebutuhan skala rumahan atau pemanfaatan halaman rumah. Pun disarankan tidak menanam tanaman dengan jenis berbatang keras dan dengan pertumbuhan mencapai 40 cm ke atas, apalagi tanaman yang mebutuhkan ajir atau penyangga selama masa pertumbuhan. Hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Adapun cara menanam sampai dengan cara memanen tanaman perlu diperhatikan mekanismenya. Pada saat akan menanam tanaman pada vertikultur dinding yang disusun seperti 5 tingkat atau lebih, disarankan menanam dari lubang tanam yang berada di paling atas, baru berikutnya mengisi media tanam dan bertanam ke lubang dibawahnya, karena apabila kita menanam tanaman mulai dari lubang yang berada dibawah baru ke atas, saat kita menanam tanaman yang berada di atas, kemungkinan besar akan mengganggu atau mengotori tanaman dibawahnya, bisa saja sampai merusaknya apabila kita tidak menangani proses penanaman dengan baik. Sedangkan pada saat proses panen, pemanenan dilakukan dari lubang paling bawah, karena apabila kita mengambil tanaman siap panen dari lubang paling atas, tanaman siap panen yang berada di lubang bawah akan terkena atau kejatuhan media sebagai imbas pembongkaran tanaman siap panen.

Media tanam yang digunakan sebaiknya menggunakan media berkualita, agar supaya hasil akhir tanaman atau tanaman yang di panen memiliki kualitas yang baik dan juga aman dikonsumsi oleh kita sebagai pelaku tanam. Sebagai contoh, media tanam yang dapat digunakan adalah campuran antara kascing (kompos kotoran cacing), sekam bakar (bekas pembakaran tahu), dan coco peat (sabut kelapa halus). Kemudian perbandingan yang disarankan pada bahan-bahan media tanam tersebut adalah sekam bakar 4 : kascing 2 : coco peat 1. Campuran tersebut sudah mewakili tanah sebagai media tanam, karena bertanam sebagai contoh di halaman tidak harus menggunakan tanah. Sebagai contoh rumah atau hunian yang berada di perkotaan dimana miskin halaman atau pekarangan kosong tanpa polesan semen atau keramik. Bertanam dengan model vertikel dinding dan memanfaatkan media campuran bisa menjadi salah satu alternatif pilihan dalam melakukan urban farming.

Vertikal dinding dapat memanfaatkan untuk bertanam tanaman lebih dari satu jenis, seperti pada gamabar

Kita bisa melakukan companion tanaman (melakukan penanaman lebih dari satu jenis tanaman) seperti strawberry, nasturtium, pakcoy, bawang merah, dan lain-lain seperti pada gambar

Selain menambah estetika, kemudian tanaman bisa di panen untuk di konsumsi, hal tersebut juga dilakukan sebagai upaya meminimaisir datangnya OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).

Tanaman yang ditanam seperti sayuran memiliki umur dan masa tanam cukup pendek, yakni 30-45 hari sudah bisa dilakukan pemanenan dan siap untuk dikonsumsi. Tanaman siap panen haruslah segera ditangani, yakni melakukan panen agar supaya nilai tanaman tersebut tidak hilang. Jangan membiarkan tanaman sampai tua apalagi sampai tidak bernilai konsumsi hanya karena indahnya tanaman tersebut saat berukuran siap panen. Melakukan pemanenan juga bertujuan regenerasi media tanam, pembersihan hebel, dan juga tanamannya. Vertikultur dinding diusahakan mendapat perlakuan rutin, panen tidak hanya memberikan kita hasil, karena juga dapat memelihara umur hebel, plastik yang telah disusun. Sehingga hebel tersebut dapat digunakan bertanam kembali dalam waktu cukup lama. Media tanam yang sudah digunakan pun dapat digunakan kembali sebagai media tanam tanaman baru dengan syarat media dikeluarkan (setelah mengambil tanaman siap panen) kemudian media tersebut dibersihkan dari akar dan kotoran tanaman sebelumnya, yakni bertujuan meminimalisir tumbuhnya gulma atau penyakit. Setelah dikeluarkan dan dibersihkan kemudian dijemur agar kemungkinan adanya hama seperti anjing tanah dapat diminimalisir seperti diambil untuk dibuang. Hama tersebut selain dapat merusak akar tanaman, apabila dibiarkan berkembang biak, juga akan menggangu manusia, kemudian setelah bersih, media tersebut bida dilembabkan kembali dengan disiram air atau bisa juga ditambahkan kascing sebagai penyedia makanan tambahan, karena seperti diketahui bahwa menanam tanaman tidak di lahan memiliki perlakukan khusus seperti asupan makanan dan sanitasi lahan. Penyusunan atau pemberian media tanaman haruslah juga diperhatikan agar supaya pada saat tanam maupun pasca tanam, tanaman tidak akan tumpah atau sampai rusak.

Sumber: link

Komentar