- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Petani yang diberdayakan Al-Zaytun, dalam panen tahun ini
ada yang berpenghasilan Rp7,5 juta per bulan. Jauh melampaui upah minimum
daerah (UM D) Kabupaten Indramayu 2016 yakni Rp 1.665.810. Padahal UMD
Indramayu tersebut adalah paling tinggi dibandingkan daerah lainnya di Wilayah
Cirebon. UMD Kabupaten Cirebon hanya Rp. 1.592.220, Kota Cirebon Rp. 1.608.945,
Kabupaten Kuningan Rp. 1.364.760 dan Kabupaten Majalengka sebesar Rp.1.409.360.
Bagaimana Al-Zaytun memberdayakan petani di beberapa desa
hinterland Kampus Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, sehingga bisa
berpenghasilan lebih tinggi dari UMD? Untuk kesekian kalinya, Syaykh Panji
Gumilang menjelaskan bahwa Al-Zaytun memberdayakan petani dengan menghimpun
para petani tersebut dalam Perkumpulan Petani Penyangga Ketahanan Pangan
Indonesia (P3KPI). Perkumpulan ini dibentuk tahun 2012 dengan anggota para
petani yang berasal dari desa-desa dan kecamatan yang berdekatan dengan Kampus
Al-Zaytun.
"Ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus diawali dengan pemberdayaan petani yang terwuiud (indikator) dalam peningkatan kesejahteraan petani. Inilah benang merah pernyataan Syaykh Al-Zaytun AS Panii Gumilang dalam sambutannya pada acara dzikir dan selamatan panen reundeung musim tanam 2015-2016 di Al-Zaytun, Rabu malam 27 April 2016."
Para petani tempatan (setempat) yang tergabung dalam P3KPI
juga menjadi anggota Koperasi Serba Usaha Desa-Kota Indonesia (KSU-DKI) yang
juga dikelola Al-Zaytun. Anggota KSU Desa Kota Indonesia tersebut sudah
berjumlah 2.300 orang terdiri dari anggota P3KPI, relawan Al-Zaytun, guru dan
pengurus Al-Zaytun. Para petani yang tergabung dalam P3KPI dan KSU-DKI tersebut
diberdayakan dengan menjalin kerjasama sistem paron. Sistem itu diatur dalam
Surat Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani para petani dan Al-Zaytun sebagai
pemilik lahan. Para petani dibimbing untuk menggarap lahan Al-Zaytun dengan
tata cara dan tanggungjawab terhadap lahan dan merawat tanaman untuk memperoleh
hasil panen maksimal.
Pihak Al-Zaytun, selain memberikan bimbingan dan penyuluhan,
juga memberikan kemudahan-kemudahan berupa pinjaman modal (dana) untuk biaya
penggarapan, bibit, pupuk, obat-obatan dan sarana produksi lainnya sampai biaya
panen. Semua dipinjami tanpa bunga, besarannya
lebih-kurang Rp 5.000.000 perbahu permusim garap. Modal
pinjaman tersebut dikembalikan setelah panen. Hasil panen dibagi dua, setelah
modal dikembalikan, separuh untuk petani dan separuh lagi untuk Yayasan
Pesantren Indonesia (Al-Zaytun).
Secara intensif, petani mendapat bimbingan dan penyuluhan
sejak jelang musim tanam, pelaksanaan tanam, sampai panen dan pascapanen.
Termasuk bimbingan bagaimana cara menggunakan dana pinjaman agar sesuai dengan
kegunaannya. Bagaimana supaya modal dapat dikembalikan.
Saat mau macul, diberikan pacul mau minta uang buat tandur
tidak dikasih sebelum dicek betul-betul mau tandur. “Mengapa? Kalau dikasih
uang Rp 7 juta sebelum pengerjaan, nanti berubah pikiran, daripada buat tandur
lebih baik uangnya dikantongi," kata Syaykh.
Selain itu, bimbingan disiplin dan rasa bangga sebagai
petani juga ditanamkan. Bimbingan pasacapanen juga menjadi hal penting, antara
lain dengan cara yayasan membeli (menampung) hasil panen petani sesuai harga
pasar. Para petani sewaktu-waktu dapat membelinya kembali dengan harga yang
sama. Hal ini dilakukan agar hasil panen dapat tersimpan dengan baik di Istana
Beras Al-Zaytun dan para petani tidak menjual hasil panennya dengan harga murah
kepada para tengkulak.
Hasil panen diprioritaskan selain untuk konsumsi sekitar
5.000 -10.000 penghuni Al-Zaytun juga untuk memberikan subsidi pangan kepada
seluruh anggota KSU-DKI, berupa beras sebanyak 20 kg/anggota/bulan dengan harga
yang ditentukan atas kesepakatan bersama.
Syaykh Panji Gumilang yakin apabila model yang diterapkan
oleh Al-Zaytun tersebut dilaksanakan di banyak tempat, maka ketahanan dan
kemandirian pangan nasional akan mudah tercapai dan kesejahteraan petani pun
akan semakin meningkat.
Menurut Syaykh Al-Zaytun, dalam sambutan selametan panen
reundeung tersebut, model P3KPI tersebut dibentuk untuk mewujudkan ekonomi
kerakyatan atau dalam istilah Bung Karno disebut sosio ekonomi. “Kita
bersyukur, kemudian kita selamati atas keberhasilan kita ini. Pertama, kita
bersyukur kepada Allah, terpuji Allah yang telah melimpahkan karunianya,
karunia yang pertama adalah sehat, berbuat baik harus sehat, menuntut ilmu
harus sehat, menata ekonomi harus sehat, mengajar harus sehat. Maka sehat ini
nikmat yang luar biasa. Kita tahun ini, telah diberi kesehatan untuk menata
ekonomi, produk pertanian kita Alhamdulillah, panen reundeung hasilnya 4,5
ton/bahu, tapi ada juga yang 6,9 ton,” terang Syaykh di hadapan ratusan para
petani yang tergabung dalam P3KPI, guru dan dosen serta pengurus Al-Zaytun.
Syaykh memaparkan, dari 404 bahu lahan yang ditanam (musim
tanam 2015-2016), sampai sore (27/4/ 2016), telah selesai panen 86% dan hasil
panennya mencapai 1.400 ton. Diperkirakan nanti selesai semua panen reundeung
(panen pertama) akan mencapai 1.600 ton. Dan panen sadon (panen kedua) untuk
tahun ini 50% atau 800 ton. Sehingga akan menghasilkan lebih 2.400 ton tahun
ini.
Keperluan konsumsi Al-Zaytun sekitar 95 ton GKG, berarti cukup untuk
kebutuhan 25 bulan, dua tahun lebih.
Lebih jauh Syaykh menjelaskan, maka dari sejak awal berdiri
Kampus Al-Zaytun ini, hal pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan lahan
olahan, bukan guru, bukan murid, bukan. “Yang mula-mula dipersiapkan adalah
lahan olahan kalau kita mau menerima murid, lahan untuk asrama, lahan untuk
bangunan, lahan untuk sekolahan, lahan untuk tempat tidur, lahan untuk makanan anak-anaknya.
Maka dipersiapkanlah sawah. Ini sejarah, pertama kali sawah ditangani sendiri,
guru nyawah, dosen nyawah, karyawan nyawah, rame tapi hasilnya tidak maksimal,
malah rugi dan tambah utang. Maka diadakan reformasi penanaman padi. Belakangan
dibentuk P3KPI melibatkan masyarakat, ada yang garap 5 bahu dan 10 bahu (7
hektar)," jelasnya.
Masa percobaan ada yang kerjakan 2 sampai 5 bahu. Kalau
hasil olahannya bagus, disiplinnya tinggi, dipercayakan mengerjakan lebih luas
lagi, sampai ada yang mengolah 10 bahu. Syaykh pun meminta petani yang mengolah
10 bahu tunjuk tangan. “Modal mereka dari yayasan, bibit, pupuk dan obat-obatan
juga disiapkan. Terutama bibit tidak boleh membeli di toko, karena tidak
terjamin. Bibit yang disiapkan dan pupuk yang sudah diseleksi oleh pembuat
pupuk di sini, pemberian bibit di sini tidak diserahkan kepada orang yang tidak
bertanggung jawab, setiap hari bibitnya dibacakan asmaul husna,” jelas Syaykh.
Perihal keunggulan bibit padi tersebut Syaykh mengungkapkan:
“Tahun ini, di wilayah kita ini banyak yang diserang hama, itu berdampingan
dengan sawah yang dikelola P3KPI. Tapi, Alhamdulillah sawah kita tidak
diserang, sampai ada yang bertanya apa sih Syaykh tipsnya? Tipsnya jangan
dipanggil namanya (tikus), nanti tersinggung, sebut saja den bagus. Maka P3KPI
kalau ada den bagus ajak ngomong dari hati ke hati, ngomongnya, ngono yo ngono
ning ojo ngono, Insya Allah padi kita aman. Tapi P3KPI menghapal itu saja
susah. Tapi yang jelas sampai hari ini Syaykh tidak pernah panggil namanya,”
ungkap Syaykh seraya tertawa.
Dengan model pemberdayaan petani yang dilakukan oleh
Al-Zaytun tersebut, dalam acara selametan panen tersebut salah seorang petani
yang mengelola sawah 5 bahu mengaku bisa menghasilkan uang Rp30 juta selama 4
bulan. Maka jika dikalkulasi gaji petani tersebut Rp7,5 juta per bulan, jauh
lebih tinggi dari Upah Minimum Daerah (UMD) Kabupaten Indramayu Rp. 1.6oo.ooo.
Atau kalau ditambah panen kedua 50% saja, maka pendapatannya pertahun Rp. 45
juta per tahun atau Rp 3.750.000 per bulan.
“Bahagialah petani, syukuri, maka diajak selametan,” kata
Syaykh Al-Zaytun. Syaykh pun mengatakan para petani itu diajak motong entok,
sebagai bukti rasa syukur mereka. “Mengapa entok, karena entok merupakan
makanan tradisi Indramayu,” ungkap Syaykh. Sajian entok dari para petani itu
menjadi bagian dari menu santapan pada malam selametan tersebut.
Rasa syukur diungkapkan Syaykh atas hasil panen pertama
tahun ini. “Seandainya Al-Zaytun harus beli beras, maka rambut Syaykh akan
putih semua dan rontok semua karena memikirkan makan untuk 10 ribuan orang tiap
hari. Anak-anak itu kalau hanya 10 orang menangis gak apa-apa. Tapi bayangkan
jika 10 ribu orang nangis lapar semua," kata Syaykh memberi ilustrasi.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut